Beragam permasalahan yang dialami pelajar di Jakarta menyedot perhatian
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka melakukan terobosan untuk
menertibkan pelajar dengan tegas dan unik.
Duo pemimpin nan
kompak ini ingin pelajar di Ibukota aman dari sasaran aksi kejahatan
yang kian marak. Pemimpin pilihan warga Betawi itu juga tidak kenal
lelah mengajak para pelajar untuk menghentikan budaya tawuran dan
meminta lebih berkonsentrasi dalam menuntut ilmu.
Berikut 6 cara Jokowi-Ahok mendisiplinkan pelajar:
1. Jam Malam
Pemprov DKI berencana membuat aturan pembatasan jam anak di ruang publik. Hal ini untuk memberi rasa aman pada orang tua.
"Sebetulnya
orang tua makin senang kalau anak-anaknya terproteksi dengan sebuah
aturan," kata Gubernur DKI, Joko Widodo di Balai Kota, Kamis
(12/9/2013).
Ia memahami jika aturan ini diberlakukan akan
membatasi ruang gerak anak. Namun, resiko tersebut diambilnya untuk
mengurangi jumlah kejahatan pada anak saat malam hari.
"Meskipun dari anaknya pasti jadi tidak bebas," terang mantan wali kota Solo ini.
Ia
menyarankan para siswa untuk menggunakan transportasi publik. Seperti
bus sekolah yang tidak memungut biaya. Karena itu, ia memprioritaskan
pengadaan transportasi publik untuk memberi rasa nyaman bagi anak
sekolah dan warga Jakarta.
"Transportasi massalnya yang dikejar," lanjutnya.
Sedangkan
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lebih memilih
menggerakkan fungsi RT dan RW dalam menertibkan lingkungan daripada
memberlakukan jam malam untuk pelajar. Menurutnya, tak semua hal bisa
diatur lewat peraturan tertulis.
"Tidak semudah itu, makanya ini
harus balik lagi ke sistem RT/RW yang baiklah, makanya kita bisa
berdebat soal itulah," ujar Ahok.
Ahok berharap kepala lurah dan
camat bersedia turun langsung ke masyarakat, menemui RT dan RW untuk
dapat mengenal masalah yang ada di lingkungannya. Menurutnya, RT dan RW
merupakan pihak yang terdekat dengan masyarakat, sehingga tak sedikit
pelanggaran yang justru dilakukan oleh pihak-pihak tersebut.
2. Doyan Ngebut, Tangkap!
Ahok mengingatkan anak-anak
atau pelajar yang berkendara untuk berperilaku sopan saat berlalu
lintas. Jika mereka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, saran Ahok
pun keras.
"Saya bilang itu ada UU Lalu Lintas jelas. Kita suka
suruh kok yang kebut-kebutan ditangkap, kandangin saja kendaraannya,"
kata Ahok di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,
Kamis (13/9/2013).
Ahok menyebut anak-anak atau pelajar yang
kerap berkendara dengan kecepatan yang membahayakan adalah bentuk
ekspresi yang salah. Bersama pemprov DKI, Ahok akan mensiasati ruas-ruas
jalan di Ibu Kota yang kerap dijadikan tempat memacu kendaraan.
"Dia
mau mejeng begitu kan. Kalau mau mejeng, kita juga bisa tentuin. Buat
parkir, jalan-jalan tertentu kita tutup kalau malem yang tidak ganggu
lalu lintas. Tapi ditutup ini ada bus yang lewat gratis. Motor Anda
taruh, Anda bisa jalan-jalan. Nah jadi banyak orang kan. PKL kasih izin
di situ. Nah ini simbiosisnya yang mau kita atur," ujar Ahok.
Sebelumnya,
ekspresi mengabadikan jarum spedometer di angka yang tinggi oleh
anak-anak atau pelajar cukup meramaikan sosial media.
3. Merokok dan Punya BB, KJP DicabutPemprov
DKI akan mengevaluasi program Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar tak
dimanfaatkan pihak yang tak bertanggung jawab. Jangan sampai KJP ini
jatuh ke tangan siswa yang mampu, untuk beli rokok atau gadget.
"Mereka
kan orang-orang yang memaksakan itu untuk dapatkan KJP. Sebetulnya
nanti murid sekolah yang akan evaluasi. Kalau ngerokok, ketahuan, kita
cabut KJP. Kalau pakai BB Dakota kita cabut KJP-nya," tegas Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) ketika ditanya syarat Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan membeludaknya pendaftar KJP di
kawasan Jakarta Barat.
Hal itu disampaikan Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2013).
Semua orang dapat melaporkan penyalahgunaan KJP itu melalui berbagai saluran.
"Sesama teman lapor ke guru, kita buka di website, di sekolah-sekolah, di bank, semua orang bisa buat laporan," imbuhnya.
Pihaknya
mengevaluasi KJP karena segera akan datang tahun ajaran baru pada Juli
mendatang. Pemprov DKI akan mengevaluasi penggunaan KJP termasuk Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP).
"Makanya kita mau bikin, nanti
negeri pun harusnya bayar semua di-BOP. Yang tidak mampu lu kasih KJP
untuk bayar. Baru adil kan. Ini kita lagi kaji. Karena yang negeri
dibayar penuh BOP-nya, sementara sekolah swasta yang murah hanya 20-30
persen. Kasihan kan sekolah-sekolah swasta murah," tuturnya.
4. Jangan Diantar Ortu
Armada bus sekolah rencananya
bakal ditambah. Dengan begitu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
berharap bisa mengurangi kemacetan.
"Ya tambah sedikitlah.
Jangan sampai nanti semua orang tuanya, bapak ibunya, semuanya nganter
anaknya pakai mobil pribadi itu kan memacetkan," kata Jokowi di Gedung
Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis
(18/4/2013).
Menurut dia, operasionalisasi bus warna kuning itu juga akan dibenahi. "Diperbaiki tapi ini kan proses," ujar dia.
Ahok
sebelumnya menyarankan para pelajar bisa menggunakan TransJ sebagai
pengganti bus sekolah. "Lebih baik anak sekolah itu menggunakan
e-ticketing. Kartu KJP dapat Anda pakai untuk tempel ke e-ticketing
Trans Jakarta," imbuhnya.
Sementara itu, Ahok berencana mendorong para pelajar didorong untuk menggunakan bus TransJ sebagai bus sekolah.
"Lebih
baik anak sekolah itu menggunakan e-ticketing. Kartu KJP dapat Anda
pakai untuk tempel ke e-ticketing Trans Jakarta," kata Ahok.
Tapi
itu belum akan dilakukan dalam waktu dekat. "Hanya saja kan kita belum
berintegrasi dengan semuanya. Belum diremajakan semuanya," tuturnya.
5. Main Gendongan
Dulu lawan kini kawan. Itulah
sepenggal gambaran keakraban siswa SMAN 6 dan SMAN 70. Pelajar di dua
sekolah yang dahulu hobi tawuran kini telah berdamai.
Stop tawuran 'dikampanyekan' Jokowi kepada seluruh pelajar di Ibu Kota, termasuk siswa siswi di SMAN 6 dan SMAN 70.
Kisah
tawuran berdarah yang berbuntut dibacoknya siswa SMAN 6 Alawy Yusianto
Putra oleh Fitrah Ramadhani alias Doyok (19) kini dijadikan pelajaran
yang sangat berharga.
Jokowi mengajak para siswa main
gendong-gendongan dan membagi-bagikan sepeda di GOR Bulungan, Jakarta
Selatan, Kamis (18/4/2013).
Masing-masing 6 siswa dari 2 sekolah
bergengsi itu diajak main gendongan. Sedangkan masing-masing 5 siswa
dari sekolah itu diminta jalan jongkok sambil erat berpegangan tangan.
Anak-anak sangat antusias dan semangat mengikuti 'permainan' ini.
Orang
nomor satu di Jakarta itu juga meminta semua siswa yang hadir
menghujaninya dengan sejumlah pertanyaan seputar masalah-masalah pelik
di Jakarta.
Siswa-siswi saling berebutan mengacungkan jari untuk
mengajukan pertanyaan kepada Jokowi. Ada yang bertanya soal banjir,
macet, premanisme, hingga pelestarian budaya Betawi.
Nah...bagi
siswa yang ditunjuk Jokowi untuk bertanya bisa membawa pulang sepeda.
Sedikitnya 20 sepeda dibagikan kepada para siswa itu.
6. Pesta Baju Adat
Pengumuman ujian nasional (UN)
tahun ini bakal tampil beda. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
meminta siswa-siswi di Jakarta mengenakan baju adat Nusantara di hari
nan mendebarkan itu.
"Kita mulai dari Jakarta. Pas pengumuman
sudah diwajibkan pakai baju adat Nusantara. Ada lomba," kata Jokowi saat
santap siang di kawasan Jakarta Utara, Jumat (19/4/2013).
Jokowi
mengimbau siswa-siswi peserta UN tidak melakukan aksi corat-coret dan
mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. "Bisa naik gunung,
bersih-bersih lingkungan sekolah dan yang paling penting setelah ada
kelulusan jangan ada corat-coret baju," wanti-wantinya.
Pria 51
tahun itu mengaku tidak mengantongi laporan yang memberitahukan aksi
corat-coret para pelajar di Ibu Kota. "Semuanya baik-baik saja karena di
Jakarta dekat dengan sumber semuanya," kata dia.
Jokowi
berpendapat UN ke depan sebaiknya didelegasikan ke daerah. Dengan
begitu, distribusinya lebih dekat dan daerah lebih menguasai daerahnya.
"Jangan
disentralisir didistribusikan daerah lalu dikirim ke sekolah-sekolah.
Jadi artinya yang dikirim dari pusat itu hanya soft copy saja. Kirim
lalu cetak, bisa selesai," saran Jokowi.
sumber :
di sini